Asal-usul Khadijah binti Khuwailid
Ia adalah putri dari Khuwailid bin Asad bin Abdul Uzza bin Qushai bin Kilab al-Qurasyiyah al-Asadiyah. Silsilahnya bertemu di kakek keempat dengan Rasulullah, Qushai bin Kilab. Ibunya adalah Fathimah Binti Zaaidah Bin Asham Bin Rawaahah Bin Hajar Bin Mu’iish Bin Luay. Ia dijuluki ath-Thahirah yakni yang bersih dan suci. Selain memiliki julukan ath-Thahirah, ia juga diberi julukan Sang Puteri, karena merupakan anak dari seorang saudagar kaya dan terhormat, Khuwailid bin Asad.
Kehidupan Khadijah binti Khuwailid sebelum menikah dengan Rasulullah
Khadijah lahir dan besar dari keluarga terhormat di lingkungan Quraisy, bapaknya adalah seorang saudagar yang kaya dan terhormat, oleh karena itu banyak pemuda Quraisy yang ingin mempersuntingnya.
Sebelum menikah dengan Rasulullah, ia pernah menikah dua kali, yang pertama dengan ‘Atiiq Bin ‘Aabid Bin ‘Abdillah Bin Amr Bin Makhzuum, dari pernikahan yang pertama ia dikaruniai seorang putri. Setelah ‘Atiiq meninggal dunia, ia dinikahi oleh Abu Halah bin Zararah At-Tamimi yang merupakan keturunan dari Abdu ad-Daar bin Qushay, dari pernikahan dengan Abu Halah ia dikaruniai seorang anak perempuan yang diberi nama Hindun bin Abu Halah. Baru setelah ‘Atiiq meninggal ia menikah dengan Rasulullah SAW dengan membawa Hindun bin Halah bersamanya. Pernikahannya dengan Rasulullah dikaruniai enam putera yaitu : Al-Qaasim, Abdullah, Zaenab, Ruqayyah, Ummi Kultsum, dam Fathimah Azzahra.
Mimpi matahari
Pada suatu hari, saat masih pagi buta, dengan penuh kegembiraan Khadijah pergi ke rumah sepupunya yang bernama Waraqah bin Naufal. Khadijah berkata, “Tadi malam aku bermimpi sangat menakjubkan. Aku melihat matahari berputar-putar di atas kota Mekkah, lalu turun ke arah bumi. Ia semakin mendekat dan semakin mendekat. Aku terus memperhatikannya untuk melihat kemana ia turun. Ternyata ia turun dan memasuki rumahku. Cahayanya yang sangat agung itu membuatku tertegun. Lalu aku terbangun dari tidurku”.
Kemudian Waraqah mengatakan, “Aku sampaikan berita gembira kepadamu, bahwa seorang lelaki agung dan mulia akan datang meminangmu. Ia memiliki kedudukan penting dan kemasyhuran yang semakin hari semakin meningkat”.
Mimpi tersebut ternyata benar adanya, tidak beberapa lama ia kemudian menikah dengan manusia paling mulia di dunia, Nabi Muhammad.
Rasul berdagang ke Syam
Kurang lebih 17 tahun sudah dilalui Muhammad saw hidup di bawah asuhan Abu Thalib, ia berfikir untuk membantu meringankan beban keluarga besarnya.
Suatu ketika ia akan memberangkatkan kafilah dagangnya ke Syam, dan seperti biasa ia mencari orang-orang yang akan membantunya dalam menjualkan barang dagangannya di Syam nanti. Berita ini sampai kepada Abu Thalib, kemudian Abu Thalib menyampaikan berita ini kepada Muhammad saw yang sejak awal memang ingin membantu meringankan beban keluarga.
Kemudian Abu Thalib menemui Khadijah untuk mengutarakan maksudnya. “Wahai Khadijah, setujukah anda mengupah Muhammad? Saya mendengar anda mengupah orang dengan dua ekor unta. Tetapi untuk Muhammad, permintaan saya jangan jurang dari empat ekor.”
Mendengar perkataan Abu Thalib, Khadijah menjawab dengan pasti dan wajah tersenyum. “Kalau permintaan anda itu untuk orang yang jauh dan tidak saya sukai, saya tetap akan kabulkan. Apalagi untuk orang yang dekat dan saya sukai.”
Dengan demikian, tercapailah maksud Abu Thalib menemui Khadijah dan tidak beberapa lama Muhammad pergi berdagang ke Syam ditemani oleh orang kepercayaan Khadijah, yaitu Maisarah.
Selama di perjalanan, Muhammad mengalami banyak keajaiban-keajaiban yang tentunya terekam jelas oleh Maisarah. Karena kejujuran Muhammad, kafilah dagang Khadijah mendapatkan keuntungan yang berlipat ganda. Semua kejadian yang dialami selama perjalanan ke Syam diceritakan oleh Maisarah kepada Khadijah sepulang dari Syam. Mendengar cerita demikian, semakin bertumbuh rasa kagum Khadijah kepada Muhammad. Mulai daat itu, Khadijah selalu memikirkan pemuda yang paling mulia di bumi itu.
Pernikahan Khadijah dengan Muhammad
Khadijah memiliki teman dekat yang bernama Nafisah binti Munayyah, Nafisah adalah orang yang paling tahu tentang Khadijah, jika ada suatu masalah yang menimpa Khadijah, ia pasti mengetahuinya.
Suatu saat, Nafisah berkunjung ke rumah Khadijah. Nafisah melihat ada perubahan pada Khadijah, akhirnya berkat kepandaian Nafisah, Khadijah memberitahu masalah yang sedang menimpanya.
Esoknya, Nafisah menemui Muhammad dan dengan diplomatis ia bertanya, “Hai putra Abdullah, apa yang mencegahmu untuk menikah?”
“Aku belum memikirkan hal itu. Aku sudah merasa senang dengan bekerja, lagipula aku belummampu untuk menikah,” jawab Muhammad.
“Andaikan anda dikaruniai kemampuan untuk itu, dan dicintai setulus hati oleh seorang wanita cantik, berharta, terhormat, dan memenuhi syarat, bagaimana?” tanya Nafisah memancing.
“Siapakah wanita itu?”
“Khadijah, kau tentu sudah sangat mengenalnya,” tegas Nafisah.
Hati Muhammad bergetar dan terkejut, “Bagaimana aku dapat melakukan hal itu?”
“Serahkan saja kepadaku, semuanya akan beres, aku hanya meminta persetujuanmu,” ujar Nafisah.
Tanpa berfikir lebih lama, Muhammad menjawab,”Ya, kalau dia setuju, aku pun setuju.”
Usai mendapatkan jawaban yang diinginkan, Nafisah kemudian kembali dan menemui Khadijah untuk memberitahukan berita gembira tersebut.
Setelah mendapatkan kabar gembira tersebut, Khadijah mengutus Maisarah untuk menemui Abu Thalib untuk membicarakan tentang pernikahan Khadijah dengan Muhammad. Sementara Muhammad berkonsultasi dengan paman-pamannya. Akhirnya keluarga besar menyetujui rencana Muhammad menikah dengan Khadijah.
Momen bahagia pun berlangsung, Muhammad mnikah dengan Khadijah. Dalam pernikahan keponakannya, Abu Thalib menyampaikan khutbah nikahnya :
“segala puji bagi Allah. Dialah yang menjadikan kami dari cucu Ibrahim, keturunan ismail, bernenek Ma’ad dari darah Mudar. Kami telah dijadikan-Nya pengasuh rumah-Nya, pengurus tanah haram-Nya. Dijadikannya bagi kami rumah yang terpelihara, tanah haram dan aman sentosa.
Sesungguhnya kemenakanku ini, Muhammad bin Abdullah, tidak dapat disamakan dengan orang lain dalam hal kemuliaan, keluhuran, ketangkasan, kecerdikan, dan keutamannya. Meskipun dari segi harta dia bukanlah orang yang mampu, tetapi harta hanyalah barang-barang yang akan segara hilang, pinjaman yang akan segera dikembalikan.
Sebagaimana saudara ketahui, bahwa dia telah meminang Khadijah binti Khuwailid. Rupa-rupanya, dia jatuh hati kepada Khadijah begitu juga sebaliknya.
Demi Allah, dia, setelah ini, akan membawa berita besar dan urusan yang agung....”
Kemudian Abu Thalib duduk, khutbahnya mendapatkan pujian dari orang-orang yang hadir.
Kemudian paman Khadijah, Amar bin Asad berkata menyambut khutbah Abu Thalib, “Kami terima Muhammad sebagai bagian dari keluarga kami. Ia bukanlah tipe yang layak ditolak.”
Mahar yang diserahkan Muhammad kepada Khadijah adalah 20 ekor unta.
Kontribusi dan Perjuangannya terhadap Dakwah Islam
Khadijah adalah orang yang pertama kali masuk Islam, ia memiliki kontribusi yang sangat besar terhadap dakwah Islam.
Khadijah menyiapkan sebuah rumah yang nyaman bagi Nabi SAW sebelum beliau diangkat menjadi Nabi dan membantunya ketika merenung di Gua Hira’. Allah menjadikan Muhammad saw gemar melakukan tahanuts di gua Hira’, bahkan tidak ada aktivitas lain yang lebih ia sukai daripada bertahanuts. Terkadang Muhammad saw bermalam di gua Hira untuk beberapa malam dengan membawa perbekalan yang sedikit dan jauh dari perbuatan-perbuatanmaksiat yang sering dilakukan orang-orang makkah yaitu menyembah berhala dan lain-lain. Selama melakukan tahanuts, Khadijah selalu membantu Muhammad saw, tidak merasa tertekan karena harus berpisah untuk beberapa waktu. Karena ingin memastikan suaminya aman, ia sampai menyuruh orang-orang untuk menjaga suaminya tanpa mengganggu suaminya yang sedang beribadah di dalam gua.
Muhammad saw tinggal di dalam gua tersebut hingga batas waktu yang Allah kehendaki, kemudian datanglah Jibril dengan membawa kemuliaan dari Allah sedangkan beliau di dalam gua Hira’ pada bulan Ramadhan. Jibril datang dengan membawa wahyu. Selanjutnya Muhammad saw keluar dari gua menuju rumah beliau dalam kegelapan fajar dalam keadaaan takut, khawatir dan menggigil seraya berkata: “Selimutilah aku ….selimutilah aku …”.
Setelah Khadijah meminta keterangan perihal peristiwa yang menimpa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau menjawab:”Wahai Khadijah sesungguhnya aku khawatir terhadap diriku”.
Maka Istri yang dicintainya dan yang cerdas itu menghiburnya dengan percaya diri dan penuh keyakinan berkata: “Allah akan menjaga kita wahai Abu Qasim, bergembiralah wahai putra pamanku dan teguhkanlah hatimu. Demi yang jiwaku ada ditangan-Nya, sugguh aku berharap agar anda menjadi Nabi bagi umat ini. Demi Allah, Dia tidak akan menghinakanmu selamanya, sesungguhnya anda telah menyambung silaturahmi, memikul beban orang yang memerlukan, memuliakan tamu dan menolong para pelaku kebenaran.
Maka menjadi tentramlah hati Nabi berkat dukungan ini dan kembalilah ketenangan beliau karena pembenaran dari istrinya dan keimanannya terhadap apa yang beliau bawa.
Namun hal itu belum cukup bagi seorang istri yang cerdas dan bijaksana, bahkan beliau dengan segera pergi menemui putra pamannya yang bernama waraqah bin Naufal, kemudian beliau ceritakan perihal yang terjadi pada Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam . Maka tiada ucapan yang keluar dari mulutnya selain perkataan:
“Qudus….Qudus…..Demi yang jiwa Waraqah ada ditangan-Nya, jika apa yang engkau ceritakan kepadaku benar,maka sungguh telah datang kepadanya Namus Al-Kubra sebagaimana yang telah datang kepada Musa dan Isa, dan Nuh alaihi sallam secara langsung.Tatkala melihat kedatangan Nabi, sekonyong-konyong Waraqah berkata: “Demi yang jiwaku ada ditangan-Nya, Sesungguhnya engkau adalah seorang Nabi bagi umat ini, pastilah mereka akan mendustakan dirimu, menyakiti dirimu, mengusir dirimu dan akan memerangimu. Seandainya aku masih menemui hari itu sungguh aku akan menolong dien Allah “. Kemudian ia mendekat kepada Nabi dan mencium ubun-ubunnya. Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ” Apakah mereka akan mengusirku?”.
Waraqah menjawab: “Betul, tiada seorang pun yang membawa sebagaimana yang engkau bawa melainkan pasti ada yang menentangnya. Kalau saja aku masih mendapatkan masa itu …kalau saja aku masih hidup…”. Tidak beberapa lama kemudian Waraqah wafat.
Menjadi tenanglah jiwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam tatkala mendengar penuturan Waraqah, dan beliau mengetahui bahwa akan ada kendala-kendala di saat permulaan berdakwah, banyak rintangan dan beban. Beliau juga menyadari bahwa itu adalah sunnatullah bagi para Nabi dan orang-orang yang mendakwahkan dien Allah. Maka beliau menapaki jalan dakwah dengan ikhlas semata-mata karena Allah Rabbul Alamin, dan beliau mendapatkan banyak gangguan dan intimidasi.
Keistimewaan Khadijah
- Khadijah adalah orang pertama yang masuk Islam dan memiliki kontribusi yang besar di awal dakwah Rasulullah.
- Khadijah adalah wanita terbaik di dunia dan merupakan yang paling istimewa di antara wanita-wanita penghuni surga.
Rasulullah bersabda: “Sebaik-baik wanita adalah Maryam binti Imran, sebaik-baik wanita adalah Khadijah binti Khuwailid”.
- Khadijah adalah istri Rasulullah saw. Yang menyisakan kenangan paling mendalam dan paling banyak disebut namanya oleh beliau, sampai Aisyah pun sangat cemburu pada Khadijah karenanya.
- Khadijah adalah istri pertama dan satu-satunya yang tidak dimadu oleh Rasulullah saw.
- Khadijah adalah istri Rasulullah yang darinya Rasulullah saw. dikarunia anak.
- Khadijah adalah istri Rasulullah yang pertama kali dijanjikan rumah dari emas dan permata di surga.
- Khadijah adalah satu-satunya istri Rasulullah yang pernah mendapatkan ucapan salam dari tuhannya.
Ketika Jibril A.S. datang kepada Nabi SAW, dia berkata :”Wahai, Rasulullah, inilah Khadijah telah datang membawa sebuah wadah berisi kuah dan makanan atau minuman. Apabila dia datang kepadamu, sampaikan salam kepadanya dari Tuhannya dan aku, dan beritahukan kepadanya tentang sebuah rumah di syurga dari mutiara yang tiada keributan di dalamnya dan tidak ada kepayahan.” [HR. Bukhari dalam "Fadhaail Ashhaabin Nabi SAW. Imam Adz-Dzahabi berkata:"Keshahihannya telah disepakati."]
- Khadijah adalah istri Rasulullah yang pertama meninggal dunia.
- Khadijah adalah istri Rasulullah yang di kemudian hari makamnya dijadikan titik awal komando saat Fathu Makkah oleh Rasulullah.
- Khadijah adalah wanita yang pertama kali Rasulullah turun langsung ke dalam liang kuburnya di Mekkah.
- Tahun Wafatnya Khadijah dikenal dengan Amul Huzni (Tahun Kesedihan).
Demikian artikel tentang biografi Khadijah binti Khuwailid, semoga bermanfaat.
Sumber :
http://pondokhabib.wordpress.com/2011/09/18/kisah-khadijah-binti-khuwailid-kehidupannya-bersama-rasulullah/
http://pustaka.islamnet.web.id/Bahtsul_Masaail/
Kado terindah Rasulullah : Biografi dan kisah-kisah menakjubkan di Rumah Cinta Nabi Saw. Karya Fuad Abdurrahman.
http://pustaka.islamnet.web.id/Bahtsul_Masaail/
Kado terindah Rasulullah : Biografi dan kisah-kisah menakjubkan di Rumah Cinta Nabi Saw. Karya Fuad Abdurrahman.
Hotel-Casino, Las Vegas NV | MapYRO
BalasHapusHotel-Casino. Las Vegas, NV, 영주 출장샵 United 전라남도 출장샵 States. 부천 출장샵 Distance. 시흥 출장마사지 5.1 km. From Main Airport. Distance from McCarran International Airport. 3.2 사천 출장마사지 km. From Las Vegas